Sabtu, 20 September 2014

Pahlawan Teraniaya

 

SURAT TERBUKA
Pahlawan teraniaya

Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan gambar diatas, pembangunan proyek Bendungan Jatiluhur, 52 tahun yang lalu.
Perhatikan orang-orang yang di dalam photo tersebut. Siapakah mereka?
Saya tidak kenal dengan mereka....generasi yang sekarang tentu tidak akan mengenalnya...namun saya tahu mereka telah sangat berjasa, tidak saja bagi kita yang tinggal di Jatiluhur atau Purwakarta...bahkan berjasa bagi bangsa. Proyek Jatiluhur dibangun dengan maksud yang sangat mulia, dimana sejak mulai dioperasikannya, sekitar 240,000 ha lahan persawahan dapat hidup dari air yang ditampung Bendungan Jatiluhur hingga sekarang. Sehingga berdampak tidak saja menguntungkan para petani, namun beras yang dihasilkannya telah menggerakkan roda perekonomian bagi masyarakat luas. Dengan adanya Bendungan Jatiluhur orang-orang Jakarta tidak lagi kesulitan bahan baku air minum. Begitu pula dengan energi listrik yang dihasilkan, sudah beribu-ribu bahkan berjuta orang menikmatinya.
Proyek Jatiluhur adalah salah satu keputusan yang berani oleh Pemerintah, dengan anggaran atau dana yang sangat terbatas dimana sebagian berasal pinjaman luar negri, namun Alhamdulillah akhirnya dapat terselesaikan.
“Saya yakin semua orang yang datang dan berjalan memutari turbin, pasti hatinya bergetar melihat bangunan yang sangat megah tersebut dan terheran-heran bagaimana orang bisa membuatnya”.
Mereka, para pekerja proyek dan yang mengoperasikannya pertama kali adalah putra bangsa dengan pengabdian sejati. Dulu, mereka tidak boleh memperhitungkan keringat, tenaga, pikiran dengan upah yang diterimanya yang sangat tidak sebanding saat itu, bahkan keselamatan jiwapun mereka pertaruhkan. Kecelakaan demi kecelakaan terjadi sehingga tercatat telah merenggut sebanyak 150 jiwa dan puluhan orang mendapatkan cacat permanen selama pengerjaan proyek Jatiluhur akibat terjatuh dan sebagainya ( klik "show" dibawah). Itu belum termasuk dampak yang dialami oleh para operator yang bekerja di dalam terowongan yang dulu belum mepunyai sistem sirkulasi udara seperti sekarang.
Catatan kecelakaan dalam pidato peresmian

NAMUN SANGAT DISAYANGKAN.......
Orang-orang yang sekarang sebagai generasi penerusnya ternyata tidak menghargai jasa dan pengorbanan mereka yang saat ini sudah pensiun. Mereka yang menurut saya adalah para pejuang dan telah sangat berjasa, sekarang disuruh meninggalkan rumah yang telah ditempatinya berpuluh tahun dengan tanpa ada ganti rugi.
Tanpa ada pertemuan dengan para penghuni, pengelola Bendungan (PJT II ) yang menjabat saat ini sebagai penentu kebijakan, dengan arogannya dan tanpa belas kasihan, berulang kali melayangkan Surat Pengusiran kepada penghuni rumah dinas yang berada di desa jatimekar dan yang berada di daerah Curug.
Mereka memang menempati rumah dan tanah milik negara. Tapi itu adalah sebenarnya bangunan peninggalan proyek, yang ketika dimulainya Proyek Jatiluhur, saat itu pula rumah-rumah sebagai tempat tinggal para pekerja dibangun, lalu kemudian ditempati para pekerja dan oleh pegawai setelah Bendungan beroperasi (karyawan generasi pertama).
Hingga akhirnya mereka pensiun, namun tidak ada satupun yang meninggalkan rumah yang sebenarnya rumah dinas tersebut hingga sekarang. Kenapa ?
KARENA : TIDAK PERNAH ADA PERINTAH PENGOSONGAN RUMAH OLEH JAJARAN DIREKSI YANG DULU.
Itulah salah satu alasan kenapa para pensiunan masih menempati rumah peninggalan proyek tersebut dan rumah-rumah yang dibangun mulai tahun 1962 itu secara mandiri dirawat serta dilakukan perbaikan/renovasi dengan biaya yang tidak sedikit agar bangunan rumah tetap berdiri.
DIREKSI PJT II SEKARANG YANG TERHORMAT, BAPAK-BAPAK MENGINGINKAN PENGOSONGAN RUMAH ?
Jangan salahkan para penghuni kenapa masih menempati rumah dinas hingga sekarang, tapi salahkanlah para DIREKSI yang dulu, kenapa berpuluh tahun kami dibiarkan menempatinya, setelah pensiun pun tidak ada yang namanya pengosongan apalagi pengusiran.
kenapa direksi yang dulu tidak mengusir kami ?
karena mereka mempunyai hati nurani, mereka menghargai jasa para pensiunan, mereka menyadari betul para pensiunan benar-benar telah mengabdikan dirinya dalam bekerja, tidak sebanding dengan gaji yang diterimanya!
Dan sekarang oleh PJT II sekarang tiba-tiba rumah dinas harus dikosongkan karena mau diisi oleh karyawan aktif tanpa ada kompensasi apapun ?
Rumah yang sudah di perbaiki dengan biaya sendiri oleh penghuni harus dikosongkan tanpa ada penggantian ?
Siapa PJT II (dulu POJ)  ??
PJT II Perusahaan Milik Negara atau BUMN (Badan Usaha Milik Negara), yang sampai sekarangpun operasionalnya masih menggunakan APBN (uang negara). Terus mana salah satu kewajiban BUMN adalah corporates responbility/ peduli terhadap lingkungan dan warga sekitar.
Kita itu orang pak ! Bukan hewan yang harus diusir begitu saja !!!
Dan para pensiunan yang sekarang masih ada sudah sangat renta, seharusnya mereka jangan dibebani masalah tempat tinggal. Untuk kebutuhan sehari-hari saja sudah kekurangan.
Kenapa Pensiunan tidak dihargai jasa-jasanya ?

Anak-anak pensiunan POJ








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan untuk komentar, pertanyaan, saran atau kritik dengan tidak mengandung isu SARA dan POLITIK

Posting Baru Posting lama Beranda