(Sumber: Humas Pemda Purwakarta)
Tampilkan postingan dengan label Bupati Purwakarta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bupati Purwakarta. Tampilkan semua postingan
Jumat, 17 Oktober 2014
Festival Budaya Asean
Galeri Photo Acara Festival Budaya ASEAN tahun 2014
(Sumber: Humas Pemda Purwakarta)
(Sumber: Humas Pemda Purwakarta)
Sabtu, 11 Oktober 2014
BPJS Kesehatan
Sudahkah anda menjadi peserta BPJS Kesehatan ?
Tahukah anda bahwa setiap orang termasuk WNA yang bekerja
paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia wajib menjadi peserta BPJS Kesehatan
(pasal 14 UU BPJS) ?
Untuk lebih jelasnya, kali ini Forum Warga akan mencoba mengulas secara
lengkap tentang BPJS.
Sebenarnya BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara Jaminan
Kesehatan nasional sudah berjalan cukup lama yaitu sejak awal tahun 2014.
Namun ternyata masih banyak yang belum terdaftar sebagai peserta, dimana
berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan hingga Bulan Juni 2014 tercatat 123
juta sudah menjadi peserta, artinya baru sekitar 52% dari jumlah penduduk
Indonesia.
Sabtu, 20 September 2014
Bupati Dedi Murak Timbel Bareng anak SD (Inspeksi Mendadak dalam rangka realisasi surat edaran yang dikeluarkannya)
[Purwakarta] – Bupati Purwakarta, H. Dedi Mulyadi, SH menggelar “Sidak” ke sejumlah sekolah dasar di purwakarta. Sidak ini terkait surat edarannya kepada seluruh sekolah SD untuk melarang siswanya dari kebiasaan Jajan dan membiasakan makan makanan yang dibawanya dari rumah. Seperti yang dilakukannya di SD negeri 1 Cilegong kecamatan jatiluhur, selasa (26/08) pagi. Selain sidak, Dedi pun ikut menggelar Murak Timbel (makan nasi-red) bareng pelajar di sekolah tersebut.
Purwakarta Diakui Dunia sebagai Kota Welas Asih
(Purwakarta) – Compassion In Action, International Inc. sebuah organisasi nirlaba internasional menganugerahi kabupaten Purwakarta sebagai salahsatu Compassionate City alias “Kota Welas Asih” di dunia. Ini artinya purwakarta sejajar dengan kota Seattle di Amerika Serikat, Gaziantep di Turki dan Capetown di Afrika Selatan, serta beberapa kota lain di dunia sebagai kota yang memancarkan rasa cinta kasih antar sesama. Di Indonesia sendiri, baru kabupaten Banyuwangi dan Purwakarta yang berpredikat sebagai kota Compassionate City.
Rekor Muri untuk Purwakarta
Rekor Muri Arak-arakan Tumpeng
Kabupaten Purwakarta pecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) dengan mengarak 37.687 tumpeng, Sabtu (16/7). Pemecahan rekor ini sebagai bagian hari jadi Purwakarta dan melibatkan ratusan PNS, pengusaha, dan masyarakat untuk membuat nasi tumpeng secara serentak yang diarak ke jalan. Arak-arakan tumpeng dimulai di depan Kantor Kecamatan Purwakarta, Jalan Veteran menuju Gedung Nakula Sadewa di Jalan Kolonel Kornel Singawinata. Menariknya, dalam arak-arakan tersebut ada dua kereta kencana yang didatangkan langsung dari Solo.
Kabupaten Purwakarta pecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) dengan mengarak 37.687 tumpeng, Sabtu (16/7). Pemecahan rekor ini sebagai bagian hari jadi Purwakarta dan melibatkan ratusan PNS, pengusaha, dan masyarakat untuk membuat nasi tumpeng secara serentak yang diarak ke jalan. Arak-arakan tumpeng dimulai di depan Kantor Kecamatan Purwakarta, Jalan Veteran menuju Gedung Nakula Sadewa di Jalan Kolonel Kornel Singawinata. Menariknya, dalam arak-arakan tersebut ada dua kereta kencana yang didatangkan langsung dari Solo.
Jumat, 19 September 2014
Linmas atau Hansip di Purwakarta dirubah menjadi Badega Lembur
(Purwakarta),-Menyusul adanya pencabutan Kepres No 55/1957 tentang Penyempurnaan Organisasi Pertahanan Sipil (Hansip) dan Wakamra yang tertuang dalam Peraturan Presiden No 88/2014. Bupati Purwakarta H. Dedi Mulyadi,SH., memiliki inisiatif lain yaitu dengan merubah nama hansip dengan Badega Lembur, hal itu diungkapkannya disela–sela pertemuan dengan hansip se Purwakarta yang diikuti hampir 2000 anggota hansip maupun linmas baik pria maupun wanita. Jumat, (19/9) di Halaman Bale Maya Datar (Tribun Alun – alun Kiansantang Purwakarta).
Selasa, 09 September 2014
Sejarah Purwakarta
MASA SEBELUM PENJAJAHAN BELANDA
Keberadaan Purwakarta tidak terlepas dari sejarah perjuangan melawan VOC. Sekitar abad 17 Sultan mataram mengirimkan bala tentaranya yang dipimpin oleh Bupati Surabaya ke Jawa Barat. Tujuannya adalah menundukan Sultan Banten, namun dalam perjalanannya bentrok dengan pasukan VOC sehingga terpaksa mengundurkan diri. Setelah itu dikirimkan kembali ekspedisi kedua pasukan Mataram di bawah pimpinan Dipatiukur dan mengalami nasib yang sama.
Untuk menghambat perluasan kekuasaan Kompeni (VOC),
Langganan:
Postingan (Atom)